lintas1.id, KUTAI KARTANEGARA – Langkah konkrit dalam penanganan gizi bagi ibu hamil dan balita telah terlihat nyata di Kelurahan Melayu. Upaya perbaikan ini tidak hanya berhasil menekan masalah kesehatan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat. Model kolaborasi warga yang tumbuh dari bawah ini membuktikan bahwa solusi lokal bisa berjalan efektif meski tanpa anggaran besar.
Camat Tenggarong, Sukono, menilai gotong royong yang terbangun di kawasan tersebut telah menciptakan dampak ganda. “Yang dibangun bukan cuma tubuh yang sehat, tapi rasa saling peduli sebagai satu keluarga besar,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).
Salah satu wujud nyata gerakan ini adalah dapur PKK, yang berfungsi sebagai pusat pemenuhan gizi bagi balita dan ibu hamil. Kehadirannya menjawab kebutuhan kesehatan sekaligus menjadi ruang interaksi sosial antarwarga.
Sukono mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis solidaritas sosial. “Gerakan ini muncul dari bawah dan benar-benar menyasar inti persoalan. Kami sangat mengapresiasi,” katanya.
Menurut Sukono, kolaborasi dan keterlibatan warga adalah kekuatan yang tidak bisa digantikan oleh skema formal semata. Ia melihat bahwa keberhasilan di Kelurahan Melayu dapat menjadi contoh yang direplikasi di wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa.
Di balik keberhasilan ini, semangat kebersamaan menjadi fondasi utama. Warga, kader PKK, dan tokoh lokal bergandengan tangan menyediakan waktu, tenaga, dan sumber daya yang ada demi memastikan gizi terpenuhi bagi kelompok rentan.
Bagi Sukono, inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat mampu menjadi penggerak utama perubahan. “Kami berharap pola ini bisa menjadi inspirasi bagi kelurahan lain,” pungkasnya. (adv/diskominfokukar/ls1/mjb)