MARATUA – Penjabat Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, menegaskan komitmennya untuk menjaga konservasi lingkungan dan pelestarian satwa langka, termasuk rusa dan penyu, di wilayah Kaltim. Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Berau, Akmal menyoroti masalah konsumsi rusa yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan.
Akmal bercerita tentang pengalamannya ketika tanpa sengaja menyantap sate rusa saat kunjungan di Berau, yang mendorongnya meminta Pemkab Berau untuk menerapkan langkah konservasi serupa dengan yang dilakukan di Penajam Paser Utara (PPU), di mana rusa dilindungi dalam area perkantoran pemerintah.
“Rusa itu tidak boleh dikonsumsi, sebaliknya, harus kita lestarikan,” tegas Akmal.
Selain rusa, perhatian Akmal juga tertuju pada pelestarian penyu dan ubur-ubur di Kepulauan Derawan, khususnya di Taman Wisata Alam Pulau Sangalaki dan danau ubur-ubur di Pulau Kakaban. Menurutnya, pelestarian ini penting untuk menjaga keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan potensi wisata.
“Penyu di Sangalaki dan ubur-ubur terbalik di Kakaban adalah kekayaan pariwisata kita yang perlu dijaga,” tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya edukasi, Akmal mengundang wartawan dari berbagai media di Kaltim untuk mengunjungi lokasi konservasi. Dalam kunjungan tersebut, Polisi Hutan BKSDA Wilayah I Berau, Wilianto, menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam menjaga populasi penyu, yang kini berkisar ratusan, dari ancaman predator dan pencurian.
“Patroli menjadi sulit karena kapal kami rusak, dan kami berharap ada perhatian pemerintah terkait ini,” ungkap Wilianto.
Wartawan juga mengunjungi Pulau Kakaban, yang sedang memperbaiki akses masuk dengan dana APBD Berau sebesar Rp3,8 miliar. Pengelola Kakaban, Subiyakto, menyampaikan bahwa ubur-ubur yang sempat hilang kini mulai kembali muncul.
Dengan semangat Akmal terhadap konservasi, Pemprov Kaltim berharap langkah-langkah ini dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi kelestarian alam dan sektor pariwisata di Kaltim.