lintas1.id, KUTAI KARTANEGARA – Desa Loh Sumber di Kecamatan Loa Kulu saat ini mulai diproyeksikan sebagai pusat wisata edukatif yang memadukan sejumlah sektor mulai dari sejarah, budaya, dan pertanian.
Hal ini dilakukan pemerintah kecamatan sebab menilai desa ini memiliki keunggulan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Plt. Sekretaris Camat Loa Kulu, Khairuddinata menyampaikan pihaknya telah memetakan 53 situs sejarah di wilayah Kecamtan Loa Kulu, dengan sebagian besar berada di Desa Loh Sumber.
Salah satu yang menonjol adalah Tugu Pembantaian Jepang, peninggalan masa penjajahan yang kini ikut dibahas dalam forum pelestarian budaya di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Desa Loh Sumber punya warisan sejarah dan budaya yang kuat. Ini modal besar untuk membangun ekonomi berbasis wisata,” katanya.
Selain potensi sejarah, Loh Sumber juga dikenal sebagai daerah pertanian yang subur. Desa ini menjadi penghasil padi dan hortikultura, sehingga membuka peluang pengembangan wisata agrobisnis yang bisa dikolaborasikan dengan wisata sejarah.
Khairuddin menyebut penggabungan potensi alam, pertanian, dan situs sejarah akan memberikan pengalaman baru bagi pengunjung.
“Kami melihat ini sebagai peluang untuk menciptakan wisata edukatif yang punya dampak langsung bagi kesejahteraan warga,” tambahnya.
Potensi budaya desa juga menjadi bagian penting. Tradisi Sedekah Bumi yang rutin digelar warga dapat dihadirkan sebagai atraksi wisata, sekaligus memperkuat identitas lokal.
Menurut Khairuddin, seluruh potensi itu hanya dapat berkembang jika ditopang dengan perencanaan matang dan dukungan masyarakat. Pemerintah kecamatan berkomitmen untuk memastikan arah pengembangan tidak keluar dari akar budaya setempat.
“Kami optimis pengembangan potensi ini akan membawa manfaat besar bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Loa Kulu,” pungkasnya. (adv/diskominfokukar/ls1/mjb)










