lintas1.id, KUTAI KARTANEGARA – Penyakit diabetes kini tak lagi identik dengan usia lanjut. Pola makan tinggi gula dan karbohidrat, minim aktivitas fisik, serta kebiasaan nongkrong di kafe membuat usia produktif semakin rentan terserang penyakit yang dijuluki Mother of Disease ini.
Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara (Dinkes Kukar), Supriyadi, mengungkapkan bahwa tren kasus diabetes di daerah terus meningkat setiap tahun. “Potensi prediabet dan diabetes terus bertambah. Penyakit ini tidak bisa sembuh, sehingga penderita harus berdamai dengan obat seumur hidup,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Dinkes Kukar menggencarkan skrining di 20 kecamatan dengan target 17.132 orang pada 2025. Pemeriksaan dilakukan melalui 32 puskesmas yang telah dilengkapi alat HbA1c analyzer guna memantau kadar gula darah rata-rata dalam 2–3 bulan terakhir. Hasil skrining ini menentukan apakah seseorang tergolong normal, prediabet, atau positif diabetes.
Hingga Juni 2025, sudah tercatat 7.271 kasus diabetes baru atau 42,44 persen dari target skrining. Angka ini belum termasuk kasus lama yang sifatnya kumulatif. “Banyak yang menganggap remeh gejala awal dan tidak patuh minum obat. Ada pula yang beralih ke ramuan tanpa khasiat, yang justru memperparah kondisi,” kata Supriyadi.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga pola makan, mengurangi konsumsi gula, serta rutin bergerak. “Pencegahan jauh lebih murah daripada pengobatan. Jangan tunggu sampai diabetes datang baru bertindak,” tegasnya. (adv/diskominfokukar/ls1/mjb)