lintas1.id, KUTAI KARTANEGARA – Sebanyak 50 atlet pelajar dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) dan sekolah inklusi bertanding pada Pekan Paralimpiade Pelajar Kabupaten (Peparpekab) Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 2025 resmi dimulai, Jumat (25/7/2025). Kegiatan olahraga disabilitas di Kukar ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari.
Dua cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang perdana ini adalah Boccia dan atletik, yang keduanya telah disesuaikan untuk atlet penyandang disabilitas fisik dan intelektual.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kukar, Aji Ali Husni, bersama Ketua NPCI (National Paralympic Committee Indonesia) Kukar, Muhammad Busyron, turut membuka secara resmi kegiatan yang digelar di Gedung Bela Diri, Kompleks Stadion Aji Imbut, Tenggarong.
“Ini menjadi tonggak sejarah bagi olahraga disabilitas di Kukar. Semoga kegiatan ini menjadi semangat baru untuk pembinaan dan kompetisi atlet-atlet muda kita,” ucap Aji Ali Husni.
Sementara itu Muhammad Busyron menyebutkan Peparpekab Kukar 2025 adalah ajang pertama di tingkat kabupaten yang diselenggarakan di daerah ini dan menjadi langkah awal menuju jenjang yang lebih tinggi. Atlet-atlet yang berprestasi dalam ajang ini berpeluang tampil di Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) yang dijadwalkan digelar pada September atau Oktober mendatang, serta menuju Bupernas (Bulan Prestasi Nasional) pada November 2025.
Cabang Boccia diikuti 12 atlet yang berasal dari SLB dan sekolah inklusi. Cabang ini dikenal sebagai olahraga presisi bagi penyandang disabilitas fisik berat seperti cerebral palsy. Sementara itu, cabang atletik mencakup berbagai nomor lari, lompat, dan lempar yang telah dimodifikasi sesuai klasifikasi disabilitas masing-masing atlet.
Busyron menyampaikan bahwa Kukar memiliki potensi besar di dua cabang ini dan telah dikenal di level provinsi. Ia pun menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat.
“Potensi atlet disabilitas kita sangat besar. Kami berharap adanya dukungan serius dari Pemkab Kukar, tidak hanya dalam pelaksanaan kegiatan tapi juga dalam penyediaan sarana dan prasarana,” ungkapnya.
Busyron juga menyuarakan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten, baik dalam hal pembinaan maupun pembiayaan. Ia berharap Kukar dapat menjadi pusat olahraga disabilitas di Kalimantan Timur, dengan fasilitas yang memadai dan dukungan berkelanjutan.
“Semua anak bangsa punya hak untuk berprestasi. Kita ingin menciptakan ruang yang setara bagi anak-anak penyandang disabilitas agar mereka bisa tampil dan membawa nama daerah,” tutup Busyron.
Peparpekab Kukar 2025 tidak hanya menjadi ajang kompetisi, namun juga momentum penguatan inklusi sosial dan kesetaraan dalam dunia olahraga pelajar.(adv/diskominfokukar/ls1/mjb)